Moonlight: Gay dan Negro, Apa Jadinya?
Ingin menonton
film dengan taste yang berbeda?
Mungkin Moonlight bisa menjadi jawabannya. Berry Jenkins menjadi sutradara
sekaligus penulis naskah dalam film ini. Ber-setting di Miami, film ini
menceritakan tentang kehidupan orang-orang kulit hitam Afrika-Amerika. Keras
dan tak mengenal usia. Dibintangi oleh Trevante Rhodes, André Holland, Janelle Monáe,
Ashton Sanders dan Mahershala Ali.
Mari
sedikit mengenal sutradara sekaligus penulis skenario-nya. Mungkin di industri
perfilman dunia, seorang Jenkins belum begitu ternama. Karya-karyanya masih
bisa dihitung dengan jari. Di tahun 2000-an, dia mengawali karirnya. 2008
menjadi tahun pertamanya menelurkan karya, sebuah film independent yang low budget. Medicine for Melancholy,
begitu dia memberi judul film pertamanya. Film bergenre drama romantis tersebut
ternyata sukses dan mendulang banyak respon positif. Berbagai penghargaan juga
disandang, dari menjadi pemenang hingga masuk daftar nominasi. Marlon Riggs
Award adalah salah satunya.
Kini,
bakatnya menjadi sineas pun terbukti. Bersama Moonlight, Jenkins semakin
dikenal. Tak tanggung-tanggung, ratusan penghargaan dan nominasi berhasil
disandang film arahannya. Di gelaran Golden Globe 2017 kemarin misalnya, film
berdurasi 1 jam 51 menit ini menerima enam nominasi, dan berhasil membawa
pulang penghargaan Film Terbaik. Begitu juga dalam ajang bergengsi Academy
Award 2017, Moonlight memboyong tiga penghargaan sekaligus yakni Film Terbaik –
mengalahkan La La Land, Aktor Pendukung Terbaik dan Skenario Adaptasi Terbaik. Selain
dua ajang penghargaan ini, Moonlight juga meraih berbagai bahkan ratusan
penghargaan lainnya.
Perfecto dari Awal Sampai Akhir
Dari pembuka
hingga akhir, Moonlight terasa berbeda. Pengambilan gambarnya bisa dibilang
unik, sekaligus cantik dan membuat saya menggelengkan kepala. Indah! Jenkins pun
sangat terampil dalam mengarahkan para pemainnya, karakter-karakternya muncul,
hidup, dan anehnya bisa sama-sama kuat. Akting para pemainnya, setting, cerita
dan adegannya sangat pas. Jenkins tahu betul bagaimana sebuah klimaks seharusnya.
Benar-benar menyentuh, sedih, marah, bingung semua terasa.
Tokoh utamanya
diceritakan dalam tiga fase hidup yang berbeda. Kanak-kanak, remaja dan dewasa.
Masing-masing dengan kisah dan karakternya. Tiga aktor sekaligus memainkan tiga
fase kehidupan tersebut. Dan, ketiga-tiganya berhasil menghidupkan si tokoh utama.
Epik, bisa dibilang begitu. Karena sangat jarang satu tokoh dimainkan oleh
beberapa aktor dan tetap bisa membuat kita – saya khususnya, sebagai penonton
tetap menyukai karakter tersebut. Really, thanks to Mr. Jenkins, you did direct
it so well!
Di dalam
Moonlight, saya seolah dibawa melihat kehidupan orang-orang kulit hitam di
Amerika yang selama ini jarang tereksplor. Kesulitan ekonomi, permasalahan
keluarga, di-bully, hingga dikucilkan. Saya rasa kondisi-kondisi tersebut
merupakan hal umum yang dialami banyak orang, bahkan sudah banyak di-filmkan. Tetapi
sayangnya, jarang yang benar-benar bisa memberi gambaran utuh. Dan Moonlight
hadir di tengah dahaga tersebut, kehidupan sosial tentang orang-orang yang
termarginalkan, perdangangan barang haram narkoba, hingga pelacuran. Bayangkan,
akan tumbuh menjadi apa atau bagaimana jika seorang anak hidup di lingkungan
seperti itu. Dan, itulah yang disampaikan Jenkins melalui Moonlight.
Sinopsis Moonlight
Seperti
sudah disebutkan sebelumnya, Moonlight dibagi ke dalam tiga fase kehidupan sang
tokoh utama. Little, Chiron dan Black.
Chiron,
kulit hitam dan berbadan kurus, kecil untuk seukuran anak seusianya. Karenanya,
dia pun mendapat julukan “Little” dari teman-temannya. Perlakuan kasar, mental
dan fisik sering diterimanya. Suatu hari, Chiron dikejar oleh teman-teman yang
suka membully-nya. Dia berhasil sembunyi, dan teman-teman tersebut terus
menerus meneriakinya. Juan, seorang pengedar narkoba menemukannya. Dia menolong
Chiron, membawanya bertemu kekasihnya, Teresa bahkan mengijinkan Chiron untuk
bermalam di rumahnya. Esoknya, Juan mengantarkannya kembali Chiron kepada sang
ibu.
Dari
kejadian tersebut, Chiron semakin dekat dengan Juan. Juan menjadi figur ayah
baginya. Mengajarinya berenang, bahkan menasehati berbagai hal tentang
kehidupan. Hal yang tidak pernah dia dapatkan setelah kepergian ayahnya. Waktu berlalu,
dan “ikatan” pun terbentuk. Tragisnya, Chiron harus kehilangan Juan. Bunuh diri
karena malu dengan dirinya sendiri, menjadi penjual dan penyuplai narkoba
termasuk untuk Paula yang merupakan Ibu dari Chiron.
Sepeninggal
Juan, Chiron harus berjuang sendiri. Menghadapi bully bahkan makian dan amarah sang ibu kepadanya. Dan sendiri,
Chiron mencari jati dirinya yang sebenarnya.
0 comments